Kamis, 10 Maret 2011

Kamis-09maret2011-22.00pm

Kemarin sekitar pukul 10 pagi aku menuju kampus untuk bertemu dengan sekertaris jurusanku, Mr. Wasis. Beliau adalah dosen yang ahli dalam bangunan air, beliau juga menjadi coordinator untuk proyek akhir bagi mahasiswa yang telah berhak untuk mengerjakan proyek akhir. Beberapa minggu yang lalu aku juga pernah mengajukan title proyek akhir ku, namun argumentasi serta uraian yang aku paparkan kepada beliau masih kurang. “kamu masih belum bisa meyakinkan saya mengenai judul yang kamu ambil? Pikirkan lagi”, begitu kata beliau beberapa minggu yang lalu. Namun hari ini aku kembali lagi untuk meyakinkan beliau bahwa judulku sudah tepat.
Sesampainya tiba dikampus, suasana ruang dosen tak seperti biasa, beberapa dosen sibuk kesana-kemari entah apa yang mereka lakukan. Setelah itu aku menuju ke ruang tata usaha jurusan, disana saya bertemu mr.arvan, salah satu penjaga gedung yang cukup friendly dengan para mahasiswa. Aku pun melontarkan pertanyaanku mengapa para dosen begitu tampak bingung, ternyata ada rapat namun tak menjelaskan rapat apa itu yang dikatakan mr.arvan. mungkin pergantian sekertaris jurusan, karena mr. wasis memiliki masalah kesehatan begitulah yang kian terdengar dan akan digantikan oleh mr. sugianto. Dimana mr. sugianto adalah pembimbing akademikku yang memiliki spesialisasi pada jembatan, jalan raya, dan pondasi. Namun aku tak mau soal itu yang terpenting bagaimana aku meyakinkan mr. wasis agar mau menerima judul proyek akhirku tersebut.
Setelah mengetahui ada rapat jelas ini akan menunggu dan menguras waktu akhirnya aku berencana untuk mendelay pengajuan judulku.
Pukul 1.30 siang. Rapat telah usai, kini aku sudah bersama lucas di depan ruang dosen. Kami menunggu mr. wasis. Beberapa menit kemudian beliau mencul, dan menayakan apa ada yang perlu dibantu?. Kami pun langsung mengatakan maksud dan tujuan kami bertemu beliau. lucas menjadi orang pertama, sembari aku menunggu. Lucas kemudian menguraikan apa maksud judulnya tersebut. kemudian aku ditengah perbincangan antara mr. wasis dan lucas. Kawanku satu ni ternyata tak mampu meyakinkan beliau bahwa judl ini bisa saya kerjakan.
Lantas aku berikutnya, kertas pengajuan judul pun aku perlihatkan pada beliau. ada tiga judul yang aku sarankan pada beliau. sama seperti lucas, aku pun mencoba untuk menjawab setiap pertanyaan yang beliau lontarkan. Aku pun dengan sedikit gugup menjawab semuanya. Namun beliau menganggap aku dan judulku masih belum ada sebuah chemistry, sehingga ditakutkan nanti aku akan kewalahan dalam proses pengerjaan proyek akhir tersebut. beliau pun menyuruhku untuk kembali lagi senin mendatang, beliau juga menyarankan agar judulku harus sesuai dengan ppki (peratutan penulisan karya ilmiah) milik UM.
Disinilah aku secara tidak sengaja mendapatkan sedikit keberuntungan. Mengapa? Penolakan itu justru tidak membuatku menyerah namun secara tidak sengaja aku mendapatka sebuah ilmu penulisan yang diperoleh dari ppki tersebut.
Selama ini aku menyukai dunia tulis menulis, aku belajar secara otodidak. Mempelajari sendiri, menemukan karakter penulisanku sendiri, dengan sedikit referensi penulis idola macam umar kayam, emha ainun nadjib, dll. Aku pun pernah membuat sebuah newsletter atau sebuah media massa kecil dalam genre entertainment. Jujur, aku mengira selama ini tulisanku dengan sedikit memplagiatkan umar kayam atau emha ainun nadjib sudah benar akan tetapi semuanya salah kaprah. Berkat penolakan mr. wasis untuk mengacu pada ppki itulah yang membuatku sadar bahwa tulis menulis juga mempunyai pedoman. Disinilah kesalahan penulisanku selama ini, aku selalu mendahulukan keberanian dalam memaparkan persoalan daripada memperinci apa yang aku tulis.
Seperti dalam ppki milik universitas negeri malang, bahwa menulis itu uga mempunyai sebuah etika, tidak hanya asal-asalan, begitulah kiranya garis besar yang dapat aku tangkap setelah membaca ppki tersebut. apa itu artikel, apa itu makalah, apa itu laporan penelitian, dll. Dalam ppki buatan universitas negeri malang tersebut sangat jelas sekali bahwa menulis bagi mahasiswa masih terasa kurang sekali dalam intelektual penulisan. Buku ppki ini juga membahas kode etik penulisan karya ilmiah dimana ada sebuah kalimat, “plagiasi merupakan tindak kecurangan yang berupa pengambilan tulisan atau pemikiran orang lain yang diaku sebgai hasil tulisan atau hasil pemikirannya sendiri”.
Akan tetapi aku melihat bahwa, tulisan diatas adalah sebuah bentuk formalitas, atau hanya sekedar definisi tanpa makna belaka. Aku adalah seorang mahasiswa, aku juga mengetahui seluk beluk bagaimana mahasiswa itu, tentu saja juga para dosen. Semua mahasiswa itu bekerja dalam suatu system copy and paste dan itu tidak bisa dihindari lagi. Jadi aku melihat secara umun buku ppki ini sangat bagus, dapat membantu mahasiswa dalam skripsi atau pun tugas akhir. Namun di suatu sisi, saya melihat buku ppki ini hanya sebagai buku biasa, bukan buku yang menarik. Sebuah buku yang pesimistis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar