Untuk sebuah harapan tanpa kata raihan
Pilihan alegori kehidupan tak slalu menyenangkan
Sedih akan terus beraversi pada senang entah sampai kapan
Putih tak pernah mau badasi dengan hitam
Kuat kalahkan lemah hingga kata cogito ergo sum
Menang hajar kalah dengan kejam
Perseteruan atas gumuli bawah bingkai hidup
Kesenjangan antara kaya miskin seperti dongeng terlungkup
Setan dengan neraka sampai surga dan malaikat
Pagi langkahi malam diatas kemauan aktualisasi waktu pekat
Atasan tunjuk bawahan nantikan kenaikan pangkat
Naifnya seragam keamanan serang residivis bengis
Chauvinis muak lihat ekspatriatis anggap najis
Cahaya terang sinari langkah gelap gulita
Lucuti kata prefiks, sufiks,dan konfiks imbuhan kata
Perang tunjukkan peta kekuatan hingga mati tergalakkan
Kejelekan tahbiskan egoismenya pada kesabaran
Batuan krisoberil berwarna hijau menjadi merah terkena cahaya
Seperti sebilah pedang sayati kulit hingga darah mendangka
Senapan lontarkan peluru maknai peperangan saudara
Sara hanyalah tema hancurkan perdamaian agama
Hak veto hanya berlaku didalam ruang dimensi
Bila hidup inginkan capai cita hingga ukir mimpi
Kolektivitas jadikan sebuah kesatuan etnografi
Karena kita hanyalah sebuah manusia penuh ikhtiari
Tumbuhan menghijau binatang melengkapi
Rantai makanan selalu maknai arti konkurensi
Disafeksi pada personal fahir mengarti pada benci
Egalitas wanita dan pria tak tersampaikan jadikan ekofraksi
Intelektual hanyalah sebuah jargon andalan
Eksigensi dunia tercerai berai libatkan kejahatan
Gaietas hanya bermaterikan senyuman
Senyuman yang menjadi fajar saat cakrawala tertelan
Tidakkah memimpikan sebuah perdamaian sangat indah
Tidakkah damai sebuah kata yang tampak megah
Tidakkah sebuah senyuman hangat berfaedah
Indahnya apabila saling melengkapi terjadi
Sirati hati pikirkan kembali
Putih temani hitam jadikan kelabu
Tawa hibur tangis ciptakan canda dalam sebuah sendu
Kaya rangkul miskin dalam konteks bahu membahu
Kuat bantu lemah hingga lemah menjadi kuat dalam dunia penuh liku
Kalah terima lapang dada dan menang hormati etika pertandingan yang lalu
Atas julurkan persahabatan pada bawah hingga naik menjadi satu
Kokangan senapan telah menghilang berganti arti pelukan
Perbedaan gender angankan persatuan
Polkadot warna kehidupan tercipta bias indah dalam lukisan
Petang tak lagi menakutkan karena ada pagi yang mengelukan
Palestina inginkan sebuah kenyamanan
Bocah-bocah gaza rindukan sebuah permainan bukan tembakan
Rakyat bantu pemerintah hadapi polemic demokrasi jalankan dengan baik
Bila lima menjadikan satu musnahkan mistik
Mistik yang laknat bernama perubahan zaman susupi public
Jangan ubah perdamaian dengan sebuah tujuan politik
Tuhan berkata inilah kudambakan dari umat manusia
Tuhan alihkan bencana dengan rahmatnya
Demi sebuah perdamaian muka bumi
Demi sebuah perdamaian bangsa ini
Bersatulah wahai umat manusia
Singkirkan ego gunakan nurani dan intuisi terapkan secara de fakto
Sebab embrio-embrio masa datang miliki gusto
Sebuah awalan dalam kandungan nada bernama intro
Intro bernama aleksandrit
Sebuah Aleksandrit berupa Batuan krisoberil pancarkan aura
Aura perdamaian umat manusia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar