Senin, 28 Februari 2011

saya, amerika, mediaa, atau sejarah?

Saya hanya seorang mahasiswa. Mahasiswa yang tidak memiliki kemampuan, hanya kepolosan tema hidup yang dilihatnya, itulah kemampuan saya. Melihat carut marut Negara beserta konflik-konflik intern dimana kesenjangan strata kelas bawah dan atas dalam area perang ekonomi, kekerasan yang sudah telanjur mejadi hobi, kebohongan-kebohongan para sesepuh dewan perwakilan rakyat, dan hilangnya momentum keagamaan yang berhasil dipukul mundur oleh perkembangan zaman berganti momentum sebuah globalisasi. Itulah kepolosan tema hidup bernegara yang bisa saya lihat.

Jika ada sebab pasti ada akibat. Amerika, itulah sebuah Negara yang sudah mensubtitusi menjadi budaya. Amerika bukanlah Negara saat ini akan tetapi sudah menjadi budaya. Lagi-lagi itulah kepolosan yang saya lihat. Saya menganggap Indonesia saat ini sudah menjadi anak cabang dari amerika, kok bisa?. Ya, westernisasi yang mereka lakukan sudah meluluhlantahkan easternisasi bangsa ini. tak ada lagi kebudayaan mencium tangan seorang ibu yang berganti era mencium pipi. efek instant ala mcdonald mengalahkan sajian yang menguras waktu ala pecel blitar, gudeg jogja, dan makanan nusantara lainnya. Amerika telah mengenalkan peradabaannya kepada kita melalui ilmu modernisme, konsumerisme, hedonism, dan kata imbuhan –isme lainnya.

Lihatlah fakta bahwa, Dipo Alam akan memboikot dua media elektronik dan satu media cetak (menurut kabar-kabar yang tengah hot saat ini). kini bukanlah zaman era Bapak Soekarno dan Bapak Soeharto. Kini adalah zaman dimana Bapak Barrack Obama dan negaranya yang tengah gencar menguasai bumi dan seluruh isinya, Dimana kebebasan adalah segalanya. Fakta statement Dipo Alam sama halnya kasus Julian Assange dan Wikileaksnya, dimana amerika dibuat kocar-kacir dengan tersebarnya dokumen rahasia mereka. Pernah saya membaca melalui internet namun saya lupa akan nama website tersebut, Bapak Barrack Obama mengatakan bahwa kebebasan adalah segalanya,” amerika adalah sebuah Negara bebas”. Karena yang sudah kita ketahui bahwa amerika adalah Negara dengan paham liberalis, jadi sangat mencengangkan apabila American goverment melarang Julian Assange membeberkan ketidak benaran akan amerika. Kemudain melalui documenter PHASE3 pada part 9 atau part 11, disitu terdapat kebebasan berpendapat Bapak Barrack Obama yang menyakitkan saya sebagai seorang muslim, dimana melalui mikrofon dan altarnya ia berteriak lantang, “…bahwa siap saja yang menyerang israel sama artinya dengan menyerang amerika, siapa yang ingin menghancurkan Israel berarti menghancurkan amerika..”. begitulah kurang lebihnya statement orang nomor satu amerika saat ini yang mendapat ribuan applause kala berpidato berkunjung di Universitas Indonesia dan sajian kenegaraan dengan berbagai makanan mewah yang tersaji di istana Negara beberapa bulan lalu, secara tidak langsung kebebasan berpendapat westernisasi ala amerika telah mencuci otak saya sebagai seorang mahasiswa. inikan yang disebut kebebasan berpendapat. Trus mengapa Bapak Dipo Alam harus kelabakan mendengar kritikan akan media Indonesia terhadap pemerintahan. Kan itu sudah menjadi sebuah resiko apabila Negara tak becus mengurus rakyatnya.

Karena kita Indonesia adalah Negara yang mencintai sejarah maka saya akan mengingatkan kembali pada era tahun 1960 an, dimana ada seorang aktivis muda yang menjadi sebuah lambang kebebasan berpendapat, Soe Hok Gie. Dalam buku Soe Hok Gie : Catatan Seorang Demonstran, “ …siang tadi aku momong kera, aku bertemu dengan seorang (bukan pengemis) yang tengah memakan kulit mangga. Rupanya ia kelaparan. Inilah salah stu gejala yang mulai Nampak di ibukota. Dan kuberikan Rp 2,50 dari uangku. Uangku hanya Rp. 2,50 waktu itu (rp15,- uang cadanganku). Ya, dua kilometer dari pemakan kulit ‘paduka’ kita mungkin lagi tertawa-tawa, makan-makan dengan istri-istrinya yang cantik. Dan kalau melihat gejala pemakan kulit itu, alangkah bangga hatiku. ‘kita, generasi kita, ditugaskan untuk untuk memberantas generasi tua yang mengacau. Generasi kita yang menjadi hakim atas mereka yang dituduh koruptor-koruptor tua seperti (nama penjabat tinggi, red). Kitalah yang dijadikan generasi yang akan memakmurkan indonesia’. Yang berkuasa sekarang adalah orang-orang yang dibesarkan di zaman hindia belandaalmarhum. Mereka adalah pejuang-pejuang kemerdekaan yang gigih. Lihatlah Soekarno, Hatta, Sjahrir, Ali dan sebagainya. Tapi kini mereka telah menghianati apa yang mereka perjuangkan. Soekarno telah berkhianat pada kemerdekaan. Yamin memalsukan (atau masih dalam zaman romantic) sejarah Indonesia. Hatta tak berani menyatakan kebenaran (walaupun kadan-kadang ia menyatakan). Dan rakyat yang makin lama makin menderita. ‘aku besertamu, orang-orang malang’…”. Itulah nama pemuda dan catatan yang kala itu berani menkritik pemerintahan bapak soekarno.

Jadi siapa yang patut disalahkan? Saya sebagai mahasiswa hasil didikan negeri ini, atau Bapak barrack obama dan negaranya, atau media di Indonesia saat ini, ataukah sejarah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar