Semenjak klub sepak bola kebanggaan kita mengalami perubahan era dari arema malang menjadi arema Indonesia ada banyak sekali hal-hal yang tak lepas oleh mata jika kita melihat arema bermain di kanjuruhan. Khusunya aremania dan aremanita yang menjadi sorotan public sepak bola Indonesia karena kekreativitasnya dalam setiap laga arema Indonesia. Arema Indonesia telah menjadi sebuah kultur budaya baru warga kota malang raya hingga Indonesia. Kultur budaya baru inilah yang menarik para gender baik itu laki-laki, perempuan, bahkan hingga anak-anak. Dan gender terakhirlah yang menjadi ide penulisan saya kali ini.
Anak-anak. Pada musim lalu dimana arema Indonesia dibawah racikan Robert rene albert yang menjadikan arema memiliki track record bermain yang sangat mengudang decak kagum dari persepak bolaan Indonesia dan keluar sebagai kampiun ISL 2009-2010 sehingga menyedot antusiasme dari kawan-kawan aremania dan aremanita. Mereka berbondong-bendong membawa seluruh keluarga mereka hanya untuk melihat arema Indonesia bertanding. Di setiap tribun, baik itu ekonomi dan VIP. Anak-anak atau bisa dikatakan aremania aremanita licek ini sudah menjadi daya tarik tersendiri.
Namun untuk memasuki stadion sangat riskan bagi aremania kecil. keselamatan mereka juga menjadi sorotan utama yang harus diutamakan. Terlebih jika kita mengantri di setiap tribun-tribun ekonomi, berdesak-desakan Khususunya community shiled kemarin (sabtu, 25/09/10), dimana team kebanggaan kita bertemu saingan terberatnya yaitu sriwijaya Palembang. Saya biasanya melihat di tribun 5. Namun kali ini saya mencoba untuk melihat arema dari tribun yang lain yaitu tribun 7, sebuah tempat favorit bagi aremania yang notabene menjadi tempat berkreasinya mr. yuli sumpil dan aremania lainnya. Saya mengantri mulai pukul 5 sore, dengan situasi yang sudah sangat tak memungkinkan apalagi guyuran hujan pun menambah berat langkah untuk memasuki stadion. Dan disebelah saya ada seorang bapak yang membawa kedua anaknya, terlihat satu keluarga tersebut berjuang masuk tribun hanya demi bersorak sorai mendukung arema. Dan kali ini panita pelaksana lah yang harus jeli melihat momen tersebut agar pelaksanaan pertandingan berjalan lancar. Karena berawal dari aremania kecil inilah yang akan tumbuh menjadi bibit-bibit gladiator lapangan untuk sebuah gengsi dan supremasi arema Indonesia kelak dan jadikan kanjuruhan sebagai rumah kedua senyaman mungkin. So save little supporter of aremania.
cihui............
BalasHapussemangat Bal...
keep on posting Bro...,
hahaha...oi2 pram...hidup menulis...
BalasHapus